Indo-China, Zaman Kuna hingga Merdeka

Vietnam seluruhnya merupakan kesatuan yang terbentuk dari: Cochin-China, Annam, Tongkin. Cochin-China adalah pusat kekuasaan Perancis dan pada hakekatnya merupakan koloni Perancis, lepas dari kesatuan Vietnam. Vietnam, Kamboja dan Laos merupakan kerajaan-kerajaan yang tergabung dalam Uni Perancis. Yang dimaksud Uni Perancis adalah negara Perancis sendiri beserta negara-negara jajahannya seperti Indo-China, Algeria, Tunisia, Maroko, Afrika-Barat (sekarang terbagi menjadi beberapa negara), Afrika Timur (sekarang terbagi menjadi beberapa negara), Afrika Tengah (French Equatorial Africa), Madagaskar, dan Kaledonia Baru. Semuanya adalah kesatuan, dengan Perancis sebagai negara induknya. Kesatuan ini disebut Uni Perancis atau Union Francaise.

Penduduk di Indo-China terdiri atas tiga macam bangsa, yaitu bangsa Khmer (Kamboja dan Cochin-China, Thai (Siam, Laos dan wilayah utara) dan Annam (Annam dan Tongkin). Bangsa Annam adalah termasuk bangsa China.

Peradaban Indo-China berasal dari dua peradaban besar, yaitu India (di Kamboja dan Laos) dan China (di Vietnam). Nama Indo-China (India-China) menggambarkan pengaruh dari dua bangsa besar di kawasan ini.

1.       Zaman Kuna

Setelah Indo-China dalam abad ke-1 dimasuki kebudayaan India, maka dibawah pengaruh India ini timbullah kerajaan-kerajaan yang pertama di Indo-China. Mula-mula terbentuklah disekitar lembah muara Sungai Mekong yang subur itu kerajaan Kamboja dan kemudian Kerajaan Campa. Raja-raja Kamboja adlah keturunan raja-raja Sriwijaya. Sebab awalnya Kamboja adalah daerah Sriwijaya.

Kemudian datanglah bangsa-bangsa baru dari utara menyusur sungai Mekong dan pantai timur Indo-China. Mereka ini adalah bangsa Thai dan bangsa Annam, kedua-duanya berasal dari Tiongkok Selatan. Bangsa Thai tidak berhasil merebut Kamboja, karena itu mendirikan negara sendiri, yaitu Laos. Bangsa Annam sebaliknya dapat merebut Campa (1470) dan lenyaplah kerajaan Campa untuk selama-lamanya. Bangsa Annam mendirikan kerajaan Annam yang meliputi seluruh daerah pantai timur Indo-China dari utara (Tongkin) sampai selatan (Cochin-China). Dengan ini di di Indo-China terdapat 3 kerajaan besar yaitu Annam, Kamboja, Laos.

Annam kemudian berhasil mengalahkan kerajaan Kamboja dan Laos, hingga akhirnya hanya ada satu kerajaan saja yang menguasai seluruh Indo-China, yaitu Annam.

2.       Kerajaan Annam

Bangsa Annam yang pindah dari Tiongkok ke Indo-China, pada mulanya adalah bangsa yang merdeka. Mereka tunduk kepada bangsa China. Tetapi pada tahun 968 bangsa Annam memberontak Tiongkok dan mendirikan kerajaan Annam dengan ibukota Hanoi. Raja Annam pertama adalah Dinh Bo Linh.

Dinh Bo Linh yang merupakan pemimpin pemberontakan itu. Annam harus selalu waspada akan serbuan-serbuan dari China yang selalu ingin menguasai Annam kembali. Dua kali Annam dikuasai China, yaitu tahun 1283 oleh kaisar Kubilai Khan (Dinasti Yuan) dan pada tahun 1283 oleh kaisar Yung Lo (Dinasti Ming). Tetapi Annam selalu dapat melepaskan diri dari tangan China. Kemudian pada tahun 1673 kerajaan Annam pecah menjadi dua, yaitu Annam Utara dengan ibukota Hanoi dibawah dinasti Le Loi dan kerajaan Annam Selatan (ibu ota Hue) dibawah dinasti Nguyen Huang.

3.    Kerajaan Vietnam

Pada tahun 1765 timbul pemberontakan dibawah Tai Son yang mengamuk di seluruh Annam, baik di Annam Utara maupun di Annam Selatan. Dinasti Le Loi dan Nguyen Huang jatuh. Seluruh Annam kacau balau. Putra mahkota Annam Selatan (dinasti Nguyen Huang) berhasil melarikan diri masuk Siam.

Putra mahkota ini adalah Nguyen Anh. Ia di Siam jatuh dalam tangan pendeta-pendeta Rooms-Katholiek Perancis (masuk di Siam pada tahun 1662) dan dididik oleh seorang pendeta Perancis, Pigneau de Behaine. Perancis hendak menggunakan Nguyen Anh sebagai alat untuk masuk Indo-China. Karena itu Nguyen Anh dibantu membentuk tentaranya untuk merebut kembali kerajaan Annam dari tangan Tai Son.

Pada tahun 1802 Nguyen Anh menyerbu Indo-China dan berhasil merebut kerajaan Annam kembali. Kerajaan Annam dipersatukan kembali dan disebut Vietnam (arti: Kerajaan Selatan). Nguyen Anh naik tahta sebagai kaisar Gia Long. Bersama dengan Gia Long inilah mulai muncul imperialisme Perancis di Indo-China.

4.       Imperialisme Perancis

Dibawah pemerintahan Gia Long (1802-1820) agama Katholik Roma dapat berkembang dengan leluasa. Bukankan Gia Long dapat merebut tahtanya hanya karena bantuan pendeta-pendeta Katholik Roma Perancis ini? Karena itulah Gia Long terpaksa memberi keleluasaan bergerak kepada kaum Katholik Roma Perancis di Indo-China. Tetapi akhirnya Gia Long sendiri curiga terhadap mereka dan mulai membatasi gerak-gerik mereka.

Agama Katholik Roma sebenarnya telah ada jauh sebelum pemerintahan Gia Long, telah masuk di Indo-China, ialah pada tahun 1615 dibawa oleh bangsa Portugis dan Spanyol yang berdagang di Indo-China. Tetapi agama ini baru berkembang hebat pada masa pemerintahan Gia Long dan kemudian dibawah Imperialisme Perancis. Pada waktu sekarang ini, bangsa Indo-China yang menganut agama Katholik Roma ini sekitar 10% dari total jumlah penduduk Indo-China. Banyak dari mereka ini mendukung Ho Chi Minh (nasionalis, bukan komunis) melawan imperialisme Perancis.

Pengganti-pengganti Gia Long, adalah: Minh Mang (1820-1840), Thieu Tri (1840-1847) dan Tu Duc (1847-1883), semuanya anti-Khatolik Roma dan menindasnya. Justru penindasan inilah yang menyebabkan Perancis menyerang Indo-China. Ini terjadi pada masa pemerintahan Tu-Duc

a.       Indo-China jatuh dalam tangan Perancis (1893)

Tu Duc yang memerintah Vietnam dari tahun 1847-1883, mendindas kaum Katholik dan mencoba menutup Indo-China bagi bangsa asing. Ini adalah reaksi dari kejadian-kejadian di China, contoh: Perang Candu yang menyebabkan terbukanya China bagi bangsa asing. Dengan alasan untuk melindungi warga negaranya, Perancis menyerbu Cochin-China pada tahun 1858. Tentara Vietnam dapat dikalahkan, tetapi Perancis gagal dalam serbuannya ke Hue, ibukota Vietnam. Perang ini berlangsung selama 4 tahun (1858-1862)

Pada tahun 1862, terjadilah Perjanjian Saigon yang memuat:

1.       Bagian timur Cochin-China menjadi milik Perancis (milik Perancis pertama di Indo-China yang merupakan pijakan dan pangkalan operasi nanti untuk menguasai seluruh Indo-China).

2.       Pelabuhan-pelabuhan Tourane, Balat, Kuang-An, dibuka untuk Perancis.

3.       Kebebasan beragama Katholik Roma.

Chochin-China adalah daerah penghasil beras bagi seluruh Indo-China. Vietnam tanpa Chochin-China tidak dapat hidup, karena penduduk Vietnam (terlebih di Tongkin) sangat padat dan hampir selalu kekurangan pangan. Namun hal ini berhasil ditutup dengan beras dari Chochin-China yang berkelebihan beras.

Karena itu, siapa yang menggenggam Chochin-China berarti juga menggenggam seluruh Indo-China. Hal ini Perancis sangat tepat dalam memilih Chochin-China.

Pada masa Tu Duc, terjadi kesalahan politik. Pada tahun 1873-1874, Francis Garnier. Seorang petualang Perancis, atas kehendaknya sendiri menyerbu Tongking dan menduduki Hanoi, namun tindakannya dapat dikalahkan oleh tentara Vietnam. Dengan segera Perancis menawarkan penyelesaian soal Hanoi ini dan menerimanya. Terjadilah Perjanjian Saigon lagi tahun 1874 yang ternyata sangat merugikan pihak yang menang, yaitu Vietnam.

Perjanjian ini memuat:

1.       Hanoi dikembalikan oleh Perancis kepada Vietnam.

2.       Vietnam mengakui Cochin-China seluruhnya sebagai seluruhnya sebagai milik Perancis.

3.       Vietnam berjanji akan menyesuaikan politik luar negerinya dengan dengan politik luar negeri Perancis.

Dengan ini imperialisme Perancis di Indo-China kuat kembali. Tu Duc terlambat mengetahui kesalahannya, karena pada waktu itu Perancis di Eropa telah kuat kembali. Karena itu Tu Duc memalingkan mukanya ke China untuk meminta pertolongan terhadap Perancis. Hal ini menyebabkan Perancis menuduh Tu Duc melanggar perjanjian Saigon 1874 sebab Perancis tidak mengetahui jika Tu Duc melakukan hubungan dengan China. Timbullah perang antara Vietnam dan Perancis, Vietnam kalah. Kemudian terjadilah Perjanjian Hue 1883 yang menetapkan bahwa Vietnam mengakui naungan Perancis atas dirinya. Vietnam telah kehilangan kemerdekaannya. Pada tahun 1883 itulah diduga Tu Duc wafat dan timbullah perebutan mahkota Vietnam. Pada tahun 1887 Vietnam diambil Perancis sebagai miliknya.

b.      Indo-China dibawah Perancis (1893)

1.       Politik

Politik Perancis di Vietnam adalah asimilasi. Tak hanya di Vietnam, tetapi juga meliputi di seluruh tanah jajahannya yaitu Indo-China. Perancis berusaha menghilangkan kebudayaan asli Indo-China. Orang-orang Vietnam (Indo-China) diwajibkan untuk berbahasa Perancis dan hidup secara Perancis. Jika ini berhasil maka bangsa Indo-China pasti akan merasa bahwa tanpa Perancis mereka tak akan dapat hidup. Dan ini berarti Perancis memiliki Vietnam juga Indo-China untuk selama-lamanya. Namun, usaha ini gagal, sebab Perancis ragu-ragu dalam memperluas pendidikan di Vietnam (Indo-China), takut timbulnya nasionalisme dari kaum terpelajar. Nasionalisme adalah lawan terbesar dari politik asimilasi ini.

2.       Ekonomi

Perancis di Vietnam (Indo-China) mengeksploitasi besar-besaran segala kekayaan alam, tidak untuk kepentingan penduduknya, tetapi juga untuk kepentingan dirinya sendiri. Segala pembangunan dan modernisasi dijalankan untuk kepentingan Perancis.

Pertanian di Vietnam dimodernisasi, hal ini demi seimbangnya ekonomi Vietnam (Indo-China) yang pada saat itu hanya mengandalkan satu sektor pertanian beras itu sendiri. Jika persediaan beras tak tercapai, maka runtuhlah ekonomi Vietnam (Indo-China).

Sungai Mekong dibangun untuk memperkokoh ekonomi, tambang-tambang dibuka (ex: batu bara di Tongking). Tetapi semuanya hanya untuk Perancis semata, bukan untuk rakyat pribumi.

5.       Nasionalisme di Vietnam

Nasionalisme di Vietnam pada hakekatnya belum pernah usai, bahkan sering meletus sebagai pemberontakan kecil-kecil yang dapat diatasi oleh Perancis dengan sangat kejam dan melampaui batas-batas kemanusiaan. Kegagalan nasionalisme di Vietnam (Indo-China) ini disebabkan kurangnya koordinasi dan konsolidasi. Barulah nanti Ho Chi Minh yang akan melaksanakan ini.

Sebab-sebab meluapnya kembali nasionalisme di Vietnam (Indo-China) adalah:

1.       Penindasan Perancis di Indo-China, baik politik maupun ekonomi.

2.       Timbulnya kaum terpelajar yang telah mempelajari demokrasi tetapi dilarang mempraktekkannya.

3.       Perang Jepang-Rusia 1905 membangkitkan nasionalisme diseluruh Asia

4.       Revolusi Nasional Tiongkok 1911 memperkuat keinginan untuk merdeka

5.       Dalam Perang Dunia I, Perancis mengirimkan orang-orang Indo-China ke Eropa sebagai tentara dan pekerja perang. Mereka ini kembali ke Indo-China dengan membawa faham-faham liberialisme.

6.       Gerakan-Gerakan Nasionalisme di Vietnam

a.       Gerakan nasionalisme yang pertama adalah Lembaga Pembangunan Vietnam (Vietnam Restoration League), didirikan dan dipimpin oleh Cuong De pada tahun 1907. Gerakan ini timbul karena pengaruh kemenangan Jepang terhadap Rusia tahun 1905 dan mengambil Jepang sebagai tauladan. Pada tahun 1907 itu juga Perancis menindas segala gerak-gerik kebangsaan Vietnam.

b.      Partai Nasionalis Indo-China (VNQDD=Viet Nam Quak Dan Dang)

Didirikan pada tahun 1927, mencontoh Kuo Min Tang dari Tiongkok yang berpusat di Tongkin (Indo-China utara). Partai ini menerima bantuan dari Chiang Kai-Shek, karena Tiongkok mempunyai keinginan untuk menguasai jalur kereta api di sepanjang sungai Merah, yaitu dari Kunming sampai ke Haiphong. Tahun 1930, partai ini menimbulkan pemberontakan dikalangan tentara Annam terhadap Perancis di Yen Bai, namun Perancis mampu mengatasi dan menindasnya dengan kejam.

c.       Partai Komunis Indo-China (Doundong Cong San Dang)

Didirikan pada tahun 1929 di Hongkong oleh Nguyen Ai Quoc atau nama barunya adalah Ho Chi Minh (dipakai pada tahun 1941 setelah kembali ke Indo-China selepas merantau). Pusat partai ini tidak berada di Vietnam, tetapi berada di Tiongkok. Gerakan komunis ini tidak menampakkan diri sebagai komunis, namun selalu sembunyi-sembunyi.

d.      Partai Demokrat Indo-China (Viet Nam Dan Chu Dang)

Didirikan pada tahun 1944 oleh kaum intelektual, yaitu mahasiswa-mahasiswa Universitas Hanoi. Tujuan mereka adalah kemerdekaan dan pemerintahan yang demokratis. Mereka sangat setuju dengan Ho Chi Minh sebagai pemimpin Indo-China.

e.      Partai Sosialis Indo China (Viet Nam Xa Hoi Dang), yang menyetujui pula Ho Chi Minh sebagai pemimpin Indo-China.

7.       Masa Perang Dunia II

Dalam Perang Dunia II, Indo-China pada hakekatnya oleh Perancis diserahkan kepada Jepang tidak dengan pertempuran. Sebab-sebabnya adalah:

1.       Perancis di Indo-China merasa terpencil dari kawan-kawannya (Inggris, AS) yang pada waktu itu mengerahkan tenaganya di Eropa. Ancaman Jepang dengan menduduki Pulau Hainan (hingga Indo-China dalam jarak pemboman kapal-kapal perang Jepang) melemahkan tenaga Perancis di Indo-China.

2.       Pada tahun 1940, Perancis menyerah kepada Jerman dan Indo-China ditempatkan dibawah pemerintahan Perancis-Vichy. Ini mengakibatkan hilangnya tenaga Perancis di Indo-China, hingga akhirnya Perancis di Indo-China menyerah saja kepada Jepang.

Pada tanggal 20 Juni 1940, Perancis menutup semua hubungan dengan Tiongkok atas tuntutan Jepang, kemudian pada tanggal 22 September 1940, mengizinkan tentara Jepang menduduki Tongkin dan akhirnya pada tanggal 25 Juli 1941 seluruh Indo-China. Jepang membiarkan pemerintahan Perancis di Indo-China berlangsung terus, tetapi harus menjalani segala kebutuhan perang Jepang. Pada tahun 1945 (9 Maret) Jepang menjatuhkan pemerintahan Perancis di Indo-China dan menciptakan kerajaan-kerajaan Vietnam dibawah Bao Dai (11 Maret 1945), Kamboja dibawah Norodom Sihanouk (13 Maret 1945) dan Laos dibawah Sisavong Vong (20 April 1945). Ini semua dikerjakan oleh Jepang untuk memikat hati rakyat Indo-China yang ingin merdeka dari tangan Perancis. Tetapi, rakyat Indo-China tahu bahwa kemerdekaan dari Jepang itu bukan kemerdekaan yang sesungguhnya.

Ho Chi Minh pada tahun 1941 telah berhasil mempersatukan gerakan-gerakan nasionalisme Indo-China dalam: Viet Nam Doc Lap Dong Minh Hoi (Liga Kemerdekaan Vietnam), disingkat menjadi Viet Minh dan mendapat bantuan dari Tiongkok, AS, dan Perancis Merdeka (de Gaulle). Ho Chi Minh menyerbu Tongkin dan menggerilya disana sampai Jepang menyerah kepada Sekutu (14 Agustus 1945). Ho Chi Minh terus menduduki Hanoi dan memproklamasikan kemerdekaan Indo-China sebagai Republik Demokrasi Viet-Nam pada tanggal 2 September 1945.

8.       Perjuangan Kemerdekaan Vietnam

Dalam Konferensi Postdam (2 Agustus 1945) ditetapkan , bahwa Indo-China sebelah utara garis lintang 16° akan diduduki oleh tentara Tiongkok, dan sebelah selatan garis lintang 16° oleh tentara Inggris, untuk “melucuti Jepang dan mengembalikan keamanan dan ketertiban”. Tentara pendudukan ini datangnya terlambat. Waktu antara Jepang menyerah (14 Agustus 1945) dan tibanya tentara pendudukan (13 September 1945) dipergunakan Ho Chi Minh dengan baik untuk:

1.       Proklamasi Kemerdekaan Vietnam (2 September 1945)

2.       Merebut pemerintahan dari tangan Jepang di seluruh Indo-China

Antara penyerahan Jepang dan kedatangan tentara pendudukan Sekutu timbul “Vacuum of Power” di Indo-China. Vacuum of Power ini digunakan Ho Chi Minh untuk memproklamasikan kemerdekaan.

Pusat pemerintahan Ho Chi Minh berada di Hanoi, jadi dalam daerah pendudukan Tiongkok. Tetapi daerah selatan, pusat gerakan kemerdekaan berada di Chochin-China (Saigon). Ketika Inggris mendarat, Inggris menemui pemerintahan Vietnam Merdeka yang kuat sekali.

Sifat dari dua macam tentara pendudukan Indo-China adalah berbeda (Tiongkok dan Inggris). Tiongkok memihak Vietnam Merdeka, dan Inggris anti-Vietnam. Tiongkok (Chiang Kai-shek) ingin menguasai jalan kereta api Kunming-Haiphong, karena Kunming tanpa pelabuhan Haiphong maka akan menjadi kota tertutup dan kemajuan Tiongkok Selatan (Yunnan) tergantung pada jalan kereta api Kunming Haiphong ini..

Indo-China merdeka mungkin sekali lebih mudah dapat memberi konsesi jalan kereta api ini daripada Indo-China dibawah Perancis. Begitupun pula perdagangan Indo-China merdeka tentu jatuh dalam tangan Tiongkok karena Tiongkok tidak lagi dikekang oleh Perancis.

Inggris sebaliknya, tidak suka melihat Indo-China mendapatkan kemerdekaan, karena ini akan memperkuat gerakan kemerdekaan Asia, padahal Inggris mempunyai banyak jajahan-jajahan di Asia. Inggris ingin mengembalikan imperialisme Perancis di Indo-China. Karena itu bersama dengan tentara Inggris, mendaratlah juga tentara Perancis (dari de Gaulle) yang diam-diam dibawa oleh Inggris. Tentara Perancis dibantu Inggris merebut Saigon (23 September 1945) dan kemudian seluruh daerah pendudukan Inggris (sebelah selatan 16°) dikembalikan oleh Inggris kepada Perancis. Tetapi daerah utara 16° masih tetap diduduki oleh tentara Tiongkok yang membantu Ho Chi Minh. Karena itu Ho Chi Minh sempat memperkuat dirinya untuk menghadapi Perancis nanti.

Akhirnya terdapatlah persetujuan antara Tiongkok dan Perancis (Chungking, 28 Fenruari 1946) yang menetapkan , bahwa Perancis bersedia memberikan konsesi seluas-luasnya atas jalan kereta api Kunming-Haiphong kepada Tiongkok, dan menghapuskan segala hak-hak ekstra-teritorial Perancis di Tiongkok. Barulah tentara pendudukan Tiongkok keluar dari Indo-China, dan mulailah pergulatan Ho Chi Minh-Perancis.

9.       Perang Kemerdekaan Indo-China

a.       Fase Perundingan

Setelah tentara Tiongkok ditarik mundur dari Indo-China Utara, maka Perancis langsung berhadapan dengan Ho Chi Minh dengan Republik Demokrasi Vietnam yang ditinggalkan oleh tentara pendudukan Tiongkok dan berkuasa di Tongkin dan Vietnam Utara.

Nama negara Indo-China merdeka yang dipimpin oleh Ho Chi Minh adalah Republik Demokrasi Vietnam, disingkat Vietnam. Setelah Perancis menciptakan negara boneka dibawah Bao Dai yang disebut Vietnam juga oleh Perancis, sehingga ada dua nama Vietnam. Untuk membedakannya, maka Vietnam yang dipimpin Ho Chi Minh disebut Vietminh, sedangakn Vietnam Bao Dai disebut Vietnam.

Kedua pihak (Vietminh dan Perancis) memulai perjuangannya dengan mengadakan perundingan di Hanoi yang menghasilkan Persetujuan 6 Maret 1946, yang menetapkan:

1.       Republik Demokrasi Vietnam (Vietminh) diakui oleh Perancis sebagai Free State dalam federasi Indo-China yang terdiri atas Vietminh, Vietnam, Laos, Kamboja

2.       Status Chochin-China akan ditentukan didalam konferensi tersendiri, apakah Chochin-China akan masuk Vietminh atau Vietnam

Untuk menentukan status Chochin-China ini dan untuk mendapatkan persetujuan yang lebih luas, maka diadakan perundingan-perundingan di Dalat dan kemudian di Fontainbleau, Perancis. Ho Chi Minh sendiri yang berangkat ke Perancis untuk mewakili delegasi Vietminh. Tetapi saat perundingan ini masih berlangsung, Perancis langsung mendirikan Chochin-china sebagai Republik Cochin-China (1 Juni 1946), kemudian disusul dengan adanya Konferensi Dalat buatan Perancis sendiri antara Vietnam, Laos, Kamboja, Chochin-China (negara-negara boneka bentukan Perancis). Vietminh tidak diundang. Ini merupakan pelanggaran persetujuan 6 Maret 1946.

Berakhirlah masa perundingan dan mulailah masa pertempuran.

b.      Fase Pertempuran

Masa ini dibuka dengan pemboman Haiphong (daerah Vietminh) pada tanggal 23 November 1946. Perang meliputi seluruh Indo-China. Perancis mencurahkan segala kekuatan militernya (tentara Perancis, tentara Legiun Asing, tentara Afrika Senegal dan tentara Jepang yang seharusnya dilucuti). Bantuan US$ 160jt dari AS mengalir ke Indo-China. Tetapi ini semua tidak berhasil baik. Karena itu Perancis menjalankan siasat lain disamping ini semua, yaitu mendirikan negara-negara boneka.

c.       Fase Negara-Negara Boneka

Negara-negara boneka ini dibentuk agar:

1.       Mengurangi orang-orang nasionalis pengikut Ho Chi Minh dengan memancing mereka kedalam negara-negara boneka yang dipropagandakan oleh Perancis sebagai negara-negara yang sungguh-sungguh merdeka atas kehendak rakyat

2.       Memperkecil daerah kekuasaan Ho Chi Minh

3.       Sebagai propaganda Perancis keluar negeri, bahwa Perancis telah melepaskan politik imperialsimenya, sesuai dengan zaman sesudah Perang Dunia II dan anjuran Atlantic Charter.

4.       Mempermudah rencana politik divide et impera yang kelak akan dijalankan, karena Indo-China terpecah-pecah dalam negara-negara bagian yang merupakan Federasi Indo-China. Istilah bagi status negara bagian adalah “Free State” dan bukan “Independent State”. Suatu istilah yang kabur dalam artinya.

Negara-negara Boneka ini adalah:

1.       Kamboja

Dibentuk sebagai Free State tanggal 7 Januari 1946 dibawah Raja Norodom Sihanouk, dengan paksaan tentara Perancis yang menyeburnya dan memaksakan perjanjian Koamboja-Perancis  yang menetapkan Kamboja menjadi negara dibawah naungan Perancis. Dibawah kemajuan tentara Ho Chi Minh (1953) kerajaan Kamboja menuntut kemerdekaan penuh dari Perancis, hingga merupakan ancaman bagi Perancis.

2.       Laos

Dibentuk sebagai Free State tanggal 27 Agustus 1946 dibawah Raja Sisavong Vong.

Orang-orang Kamboja dan Laos yang tidak mau tunduk kepada Perancis membentuk organisasi “Kamboja dan Laos Merdeka” dan terus bergerilya melawan Perancis. Mereka ini disebut perkumpulan issarak (issarak: orang merdeka).

3.       Vietnam (Bao Dai)

Vietnam Bao Dai adalah negara boneka yang terpenting dan merupakan benar-benar alat Perancis terhadap Ho Chi Minh. Bao Dai adalah raja Annam (Tongkin, Annam, Cochin-China = Vietnam) dari dinasti yang sejak zaman kuno memerintah di Annam. Ia menjadi raja Annam sejak tahun 1932, diangkat lagi oleh Jepang pada tahun 1945, turun tahta tahun itu juga (26 Agustus 1945) atas permintaan rakyatnya yang ingin melihat satu Vietnam merdeka, kemudian lari ke Hong Kong dan kemudian dikembalikan oleh Perancis sebagai maharaja Vietnam pada tahun 1948. Tetapi Bao Dai orang yang tidak mau bekerja, hanya mau bersenang-senang saja, hingga hasil berdirinya negara boneka Bao Dai ini (untuk mengimbangi Ho Chi Minh) bagi Perancis tidak ada. Sebagian besar dari rakyat (lebih-lebih kaum terpelajar) tidak mau mengakuinya. Meski begitu, AS dan Inggris mengakui Bao Dai pada tanggal 7 Februari 1950, karena RRT dan Rusia mengakui Republik Demokrasi Vietnam dari Ho Chi Minh (31 Januari 1950).

d.      Fase Kemenangan RRT

Sebelum Mao Tse Tung menang, Chiang Kai-shek membantu Ho Chi Minh, karena Tiongkok menginginkan Tongkin. Setelah Mao Tse Tung menang, ia membantu Ho Chi Minh, karena ideologi yang sama dan siasat komunis di Asia yang menetapkan bahwa komunisme harus dicapai dengan lebih dahulu memihak nasionalisme (gerakan anti-imperialis dari kaum komunis). Dengan bantuan RRT baik moril maupun materiil, pergerakan Vietminh menjadi kuat. Dan ini mengakibatkan diperbesarnya lagi bantuan AS kepada Perancis di Indo-China.

Perang di Indo-China berubah sifat, dari perang kemerdekaan, menjadi perang RRT (Rusia) –AS.

Pada tanggal 21 Juli 1954 terjadilah Perjanjian Jenewa yang mengakui Republik Demokrasi Vietnam sebagai negara merdeka yang meliputi Vietnam-Utara

10.   Pemecahan Vietnam menjadi Vietnam Utara

a.       Vietnam Utara

Republik Demokratik Vietnam (RDV) (bahasa Vietnam: Việt Nam Dân Chủ Cộng Hòa), biasa dikenal sebagai Vietnam Utara, adalah sebuah negara yang didirikan oleh Ho Chi Minh dan diakui oleh Republik Rakyat Cina dan Uni Soviet pada 1950. Setelah kekalahan Perancis dalam Pertempuran Dien Bien Phu pada tahun 1954, Perancis secara resmi mengakui kedulatan negara tersebut dan negara itu pun terpecah menjadi dua; satunya lagi Vietnam Selatan.

Setelah pemecahan tersebut, banyak warga di Utara yang melarikan diri ke Selatan, kebanyakan daripada mereka adalah umat Katolik yang mengklaim bahwa pemerintah Utara mempunyai kebijakan yang tidak adil terhadap pemeluk agama tersebut.

Ibu kota Vietnam Utara berada di Hanoi dan diperintah oleh pemerintahan komunis yang mendapatkan dukungan dari Uni Soviet dan Republik Rakyat Cina. Kedua negara ini membantu Vietnam Utara saat terjadinya Perang Vietnam melawan Amerika Serikat dan Vietnam Selatan.

Setelah jatuhnya pemerintah Vietnam Selatan pada 30 April 1975, kedua negara ini secara resmi bersatu pada 2 Juli 1976 menjadi sebuah negara bernama Republik Sosialis Vietnam atau yang biasanya dikenal sebagai Vietnam.

b. Vietnam Selatan

Vietnam Selatan (nama resmi: Republik Vietnam, bahasa Vietnam: Việt Nam Cộng Hòa) adalah negara antikomunis yang berdiri dari tahun 1954 hingga 1976 di kawasan Vietnam tepatnya di bagian selatan garis parallel ke-17. Sedangkan Vietnam Utara terletak di sebelah utara garis parallel ke-17.

Republik Vietnam diproklamasikan di Saigon oleh Ngo Dinh Diem pada 22 Oktober 1955 setelah ia menggulingkan Kaisar Bao Dai. Lahirnya Vietnam Selatan didukung oleh Amerika Serikat. Tetapi ada debat mengenai eratnya hubungan antara Vietnam Selatan dengan AS yang merupakan pendukung utama negara itu. Vietnam Selatan melanjutkan perang dengan Viet Cong dalam waktu yang lama setelah AS keluar dari Vietnam Selatan. Namun, akhirnya dia menyerah kepada Vietnam Utara dan Front Liberasi Nasional (NLF) pada 30 April 1975. Setelah itu, NLF berkuasa dan mendirikan Republik Vietnam Selatan hingga Republik Sosialis Vietnam yang utuh diproklamasikan pada 2 Juli 1976.

Vietnam Selatan terbagi menjadi 44 provinsi (tỉnh).

Catatan:

Ø Perang antara Perancis  dengan Vietnam Utara  (1946 -1954) berakhir dengan konferensi di Genewa 1954 isinya:

§  Vietnam Selatan berada di sebelah selatan garis lintang 16.0

§  Vietnam Utara berada di sebelah utara garis lintang 160.

§  Dibentuk badan menyatukan Vietnam “ international control committee” melalui pemilu

Ø Pasca Konferensi  Genewa masing-masing saling memperkuat diri

§  Vietnam Utara membentuk organisasi komunis diwilayah Vietnam Selatan “ national front for the liberation of Vietnam “

§  Vietnam Selatan  mengembangkan kekuatan militer dan kepolisisan dibantu oleh  USA

§  Penyatuan Vietnam melalui pemilu ditolak oleh kedua Vietnam

Ø Perang Vietnam

§  AS mengirim pasukan ke Vietnam Selatan dan logistik perang

§  Uni Soviet mengirim instruktur-instruktur militer ke Vietnam Utara

§  31 Januari 1973 dihasilkan perundingan terkenal “ the parris accords” isinya:

§  Gencatan senjata diseluruh derah konflik di Vietnam

Ø Penarikan pasukan USA dari Vietnam Selatan

§  Tawanan perang darikedua pihalk dibebaskan

§  Pasukan perdamaian internasional  berhak menjaga stabilitas  perdamaian dan keamanan

§  Tentara Vietnam Utara di diperbolehkan untuk tetap di Vietnam Selatan dengan syarat tidak melakukan tindakan koersif di Vietnam Selatan

Ø Pada tahun 1974 Vietnam Utara menaklukan beberapa provinsi Vietnam Selatan

§  Pada tanggal 21 April 1975 presiden Vietnam Selatan “ nguyen van thieu “ mengundurkan diri dan terbang ke Taiwan.

§  30 April 1975 Saigon ( ibukota Vietnam Selatan ) ditaklukan Vietnam Utara

§  2 Juli 1976 diproklamasikan republik sosialis Vietnam ibukota Hanoi

11.   Bersatunya Vietnam Utara dan Vietnam Selatan

Awal 1975, pasukan militer reguler Vietnam Utara memulai serangan besar ke selatan. Pihak komunis merebut Saigon pada 30 April 1975, Setelah jatuhnya pemerintah Vietnam Selatan pada 30 April 1975, kedua negara ini secara resmi bersatu pada 2 Juli 1976 menjadi sebuah negara bernama Republik Sosialis Vietnam atau yang biasanya dikenal sebagai Vietnam.

12.   Pasca Perang Vietnam

Sejarah Vietnam pasca Perang Vietnam setelah kekuasaan diambil alih, berdampak pada komunis Vietnam melarang partai politik lain dan menahan tersangka yang dipercayai melakukan kerja sama dengan Amerika Serikat. Selain itu, dampak lain dari pengambilalihan kekuasaan adalah kampanye massal mengenai kolektivitas pertanian dan pabrik-pabrik.

Rekonstruksi negara yang porak poranda akibat perang berlangsung sangat lambat. Selain itu, efek perang seperti masalah kemanusiaan dan masalah-masalah ekonomi yang sangat serius dihadapi oleh rezim komunis.

Pada 1978, militer Vietnam melakukan invasi terhadap Kamboja. Invasai tersebut dilakukan untuk membebaskan rekan mereka, Khmer Rouge, dari penindasan. Aksi ini semakin memperburuk hubungan dan mengakibatkan serangan mendadak terhadap Vietnam Utara pada 1979. Konflik ini mengakibatkan Vietnam semakin bergantung pada bantuan ekonomi dan bantuan militer dari Uni Soviet.

Pada 1986, Partai Komunis Vietnam mengimplementasikan reformasi pasar bebas (free market). Reformasi pasar bebas ini dikenal dengan nama Doi Moi (Renovasi). Program tersebut membuat kuasaan negara tetap tak tertandingi. Selain itu, kepemilikan pribadi atas pertanian dan perusahaan-perusahaan dilakukan deregulasi dan investasi asing dilaksanankan. Walaupun begitu, kekuatan Partai Komunis Vietnam atas semua aspek pemerintahan tetap kuat.

Nah, itulah sedikit ulasan mengenai sejarah Vietnam. Cukup rumit memang, karena sumber sejarah Vietnam berbeda dengan sumber sejarah yang ada di Indonesia. Sejarah Vietnam tidak memiliki cukup banyak bukti untuk diekspose. Kalaupun ada yang diekspose di dunia internasional, hampir semuanya tentang sejarah Vietnam ketika pasukan Viet Cong berperang dengan tentara Amerika.

DAFTAR PUSTAKA

Soebantardjo. 1958. Sari Sedjarah: Asia-Australia. Yogyakarta: Bopkri

id.wikipedia.org

anneahira.com

alazhar-bsd.sch.id

Comments

Popular posts from this blog

Migrasi dan Penyebaran Ras Negrito dan Weddid ke Indonesia

Keunikan Masyarakat Jawa Timur